REVIEW Novel The Fault In Our Stars by Jhon Green
Seperti janji gue
pada posting sebelumnya, gue akan memberikan sedikit review terhadap buku The
Fault In Our Star (Salahkan Bintang-bintang). Mungkin udah banyak sih ya yang
nge-review buku ini, tapi gak apa-apa deh. Anggap aja gue bayar ‘hutang’ karena
janji gue di postingan kemarin. Selamat Menikmati review-nya :D
The Fault In Our Stars (Salahkan Bintang-bintang)
Penulis : Jhon
Green
Penerjemah :
Ingrid Dwijani Nimpoeno
Penerbit : Qanita
Harga : Rp 49.000
Cetakan I,
Desember 2012
Sinopsis
Mengidap
kanker pada umur 16 tahun pastilah terasa sebagai nasib sial, seolah
bintang-bintang serta takdirnyalah yang patut disalahkan. Itulah yang dialami
oleh Hazel Grace. Sudah begitu, ibunya terus memaksanya bergabung dengan
kelompok penyemangat kanker. Padahal, Hazel malas sekali.
Tapi, kelompok
itu toh tak buruk-buruk amat. Disana ada pasien bernama Augustus Waters. Cowok
cakep, pintar, yang naksir Hazel dan menawarinya pergi ke Amsterdam untuk
bertemu penulis pujaannya. Bersama Augustus, Hazel mendapatkan pengalaman yang
sangat menarik dan tak terlupakan.
Tetap saja, rasa
nyeri selalu menuntut untuk dirasakan, seperti halnya kepedihan. Bisakah
Augustus dan Hazel tetap optimistis menghadapi penyakit mereka, meskipun waktu
yang mereka miliki semakin sedikit setiap harinya?
Novel ini membawa
kita kedunia para karakternya, yang sanggup menghadapi kesulitan dengan
humor-humor dan kecerdasan. Dibalik semua itu, terdapat renungan mengenai
berharganya hidup dan bagaimana kita harus melewatinya.
***
Bener sekali,
Novel ini udah dari tahun lalu sebenernya. Dan gue kenal novel ini juga karena
belum lama ini gue ikutan gabung di GR (sebutan untuk Goodreads). Ya, semacam
jejaring sosial untuk para Penggila buku
untuk sekedar bertukar pikiran, berdiskusi dan mendapatkan rekomendasi
buku-buku mana aja yang bagus.
Beberapa kali
juga gue liat banyak yang ngasih ratting bagus buat buku ini gak
tanggung-tanggung 5 bintang sekaligus. Penasaran dong ya, pas gue buka review-nya di GR
ternyata buku ini juga menyabet penghargaan sebagai Best Young Adult Fiction
Goodreads Choice Awards 2012. semakin penasaran aja gue dibalik ‘penghargaan’
yang diraih buku ini dan bertanya-tanya kepada diri gue sendiri “Emang sebagus
apa sih ini buku?”
Dan juga temen
gue suka update juga tentang buku ini di fb-nya. Makin penasaran ya kan. Yaudah
akhirnya sepulang dari kampus gue langsung meluncur buat ke toko buku, Cuma
satu tujuan langsung nyari buku ini. Gue muter-muter dan ternyata gak ada, rasa
penasaran gue akhirnya ngedorong gue buat ngubek-ngubek toko buku lagi gak nemu
lagi yaudah akhirnya gue nanya sama mbak-mbak penjaganya, dia nunjukin tempat
novel dibelakang katanya yang letaknya deket komik-komik, gue nyari lagi masih
tetep gak ketemu, akhirnya pas di rak novel terjemahan di deretan paling bawah
akhirnya gue nemu nih buku, tinggal dua dengan kondisi segel yang kebuka dikit
pula -___-
Tapi pikir gue
yaudahlah ya, toh kondisinya masih mulus, masih bisa dibaca tinggal dua pula
akhirnya gue beli. Gue sempet kucing-kucingan sih sama nyokap soalnya beliau
suka rada enggak suka kalo gue beli-beli novel gitu, katanya apaan Cuma dibaca
sekali doang abis itu udah aja lebih banyaknya cuma diem di rak u,uu
Ya tapi kan gue
juga belinya gak sering-sering amat akhirnya tetep aja gue beli ya gimana
namanya juga suka baca buku, susah kalo harus berhenti. Kayak orang yang udah
kecanduan aja bakal susah berhentinya. Oke lanjut~
Novel ini gue
udah bisa ketebak, pasti isinya tentang penderita kanker, sekarat dan—kematian.
Standart banget emang. Tapi dibalik buku ini ternyata ada sesuatu yang beda,
gue bisa ngerasain itu. walau jujur aja bab-bab awal sampai tengah gue sempet
ngerasa ‘jenuh’ bacanya. Gak tau ya, mungkin gue kurang suka sama humor yang
berbau sarkasme. Walau ada beberapa kalimat yang memang gak gue ngerti dan
butuh sedikit pemahaan. Tapi gue gak bisa bohong kalo gue juga sempet di
beberapa bab ngikik baca obrolan antara Hazel dan Augustus ditambah Isaac lebih
‘gila’ lagi. Disini gue suka karakter utamanya, Hazel Grace entah ini anak
ajaib banget. Karakternya itu unik banget, konyol, ‘gila’ menjurus ke aneh
malah tapi dia cerdas untuk usia anak 16 tahun dengan kanker yang dimilikinya.
Ditambah Augustus yang juga 11-12 deh sama Hazel. Gue bilang sih dia itu Hazel
versi cowoknya. Dan Isaac juga sama, hanya Isaac tidak terlalu seaneh Hazel dan
Gus. Di beberapa bab nanti kamu bakal nemuin kebiasaan gus yang tidak biasa.
Gambaran Hazel
secara umum, seorang remaja perempuan berusia 16 tahun yang sudah terbiasa
menjalani segala kesekaratan dan nyaris menghadapi kematian yang selalu datang
di hidupnya, menyukai membaca novel Kemalangan yang luar biasa karya peter van
houten yang ceritanya sih hampir sama dengan dirinya (yang juga penderita
kanker). Hazel menderita kanker paru-paru yang harus membawa tangki oksigen
kemana-mana dengan selang yang terhubung ke hidungnya agar paru-parunya yang payah tetap dapat
bernafas dan memperpanjang hidupnya.
Gambaran umum
Augustus adalah, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun yang begitu takut
untuk dilupakan, mengidap oeteosarkoma dan harus kehilangan sebelah kakinya
yang kemudian digantikan dengan kaki palsu.
Sedangkan
gambaran umum Isaac adalah seorang remaja laki-laki, teman baik Augustus,
menderita kanker mata yang harus kehilangan sebelah matanya namun pada akhirnya
ia harus kehilangan seluruh matanya dan menjadi buta
Semakin mendalami
ceritanya, sekitar dari tengah sampai bab-bab terakhir gue baru nemuin ‘greget’
dari novel ini, ya gue baru ngerasain klimaks ceritanya. Dan itu rada bikin
sebel juga ya menuju bab-bab terakhir dan lu jadi ngerasa gak bisa dan gak mau
pisah sama ini buku, gak mau pisah sama Hazel dan Gus.
Betapa cerdas
penulisnya membuat sebuah kesan mendalam nan menohok di bab-bab terakhir ahaha
Gue sempet ngerasa
kecewa sama si Peter Van Houten, si penulis pujaannya Hazel. Ekspetasi gue
terhadap dia ketinggian kayaknya ternyata beda sama apa yang gue bayangin. Dan
beberapa ‘tebakan’ gue terhadap isi ceritanya ada yang meleset selain peter van
houten tentunya. Gue juga suka saat bagian dimana mereka pergi ke amstredam,
ketemu Peter Van Houten. Gue bisa sedikit ngerasain suasana dan ‘feel’ yang
mereka rasakan satu sama lainnya serta gimana gambaran Amsterdam itu walau gak
terlalu spesifik sih.
Gue suka sama
hubungan Hazel dan Gus. Bagaimana mereka saling menerima kekurangan
masing-masing dari pasangannya. Bagaimana mereka saling menguatkan antara satu
dengan yang lainnya walau mereka sama-sama ‘sekarat’ dan tau bahwa salah satu
diantara mereka pasti akan ‘pergi’ duluan. Bagaimana perjuangan mereka.
Bener-bener mengharukan.
Kata temen ini
adalah salah satu buku terbaik yang kaya akan filosofis didalamnya dan gue
setuju, gue juga sependapat. Bahwa, buku ini berbekas dihati kita, meninggalkan
semacam pesan moral yang cukup menohok yang bikin kita mikir, bisa bikin kita
lebih menghargai tentang ‘hidup’. bagaimana nikmat sehat itu berharga sekali.
Bagaimana kita dapat lebih menghargai hidup, saat kita diberikan kesehatan
namun kita kadangkala lupa atau bahkan sengaja melalaikan dan menyia-nyiakan
nikmat sehat itu padahal diluar sana, ada mereka yang bahkan selalu berharap memiliki
kesehatan dan cukup waktu untuk lebih merasakan yang namanya hidup.
Buku ini juga
rencananya akan dibuat filmnya, semoga aja gak mengecewakan para pembacanya.
Karena biasanya kalo film berdasarkan buku suka susah sih ada beberapa yang
tidak sesuai dengan novelnya dan pada akhirnya sedikit bikin kecewa pembacanya
(susah juga sih ya harus menempatkan diri sebagai ‘penonton’ bukan pembaca yang
merangkap jadi penonton) :D
Dan tau gak apa yang terlintas pas gue sampe pada halaman terakhir dari buku ini?
#Loh kok udah?
Dan ternyata endingnya gantung saudara-saudara :D
tapi so far, gue enjoy sama ini buku. Dari cerita, karakter sampai kepada pesan yang terselip dibaliknya.
Gue bisa bilang
kalo Jhon Green berhasil dengan buku ini, dan gak salah kalo buku ini menang
penghargaan.
Dan untuk buku
ini gue kasih ratting 4,5/5
Selamat Menikmati
setiap sentuhan yang akan kamu rasakan setiap lembarnya dari buku ini ^^
*NB : Sorry kalo
review-nya kurang sempurna dan masih ada kurang disana-sini haha dan terima kasih sudah berkenan mampir dan baca :D
wah...keren, jadi pengen beli dan baca bukunya, buat nambah-nambah wawasan, hehehe... :D
BalasHapusiya keren, lumayan kan buat nambah wawasan :p
HapusEmmm kayaknya mengharukan. Novel dengan intrik asmara memang enak nntuk dibaca.
BalasHapusKhususnya untuk kalangan muda seperti saya.
Heheheeeee
*Jadi berkeinginan memiliki novelnya.
Terimakasih. Salam dari Jember.
iya lumayan mengharukan walau gak sampe bikin mewek sih :D
BalasHapuscoba aja beli :p
Terima Kasih Kembali..
waah asiik ni kayaknya... makasih mbak info nya...
BalasHapusblog nya udah aku follow... follow back di tunngu...
iya sama-sama, oke sip :)
Hapuswaa saya jd tertarik baca bukunya..
BalasHapusmakasih :)
iya, kembali kasih mbak ^^
Hapusselamat malam mbak mita, saya sangat perlu dengan novel ini, apakah mbak masih memiliki nya?
BalasHapus