Review Crying 100 Times (100回泣くこと )
Crying 100 Times (100回泣くこと )
Penulis : Nakamura Kou
Penerjemah : Khairun Nisak
Genre : Novel Terjemahan Jepang, Romance
Penerbit : Haru
Tahun Terbit : Cetakan I, Juni 2013
Harga : Rp 49.000
Blurb
Blurb
“TO LOVE, TO HONOR, TO CHERISH, TO HELP.
UNTIL DEATH DO US APART.”
Waktu itu,
Kami sedang memperbaiki
Sepeda motor tuaku.
Waktu itu,
Ia memintaku untuk menjenguk book,
Anjing tua kesayanganku yang sekarat.
Dari dulu,
Book sangat menyukai
Suara mesin motorku.
Waktu itu,
Aku melamarnya.
Waktu itu,
Aku merasa aku adalah
Pria paling bahagia di dunia.
Aku kira,
Kebahagiaan ini
Tidak akan berakhir.
Tapi...
***
Sebelumnya, makasih untuk mbak dinoy yang udah memberikan kesempatan bagi saya merasakan sensasi membaca novel ini. :D
Dan sedikit cerita mengenai buku ini, buku
ini jujur saja awalnya saya sama sekali enggak tau ini buku apa, enggak terlalu
kenal sama buku-buku terjemahan. Dan waktu itu enggak sengaja ke blog-nya mbak
dinoy dan baca-baca review-nya saat mbak dinoy mengadakan GA, dan lalu saya
tertarik. Beberapa saya liat komentarnya pada bilang ini buku bagus, dan mereka
ngincer. Dengan awkwardnya saya ikutan yang notabennya enggak tau apa-apa dan
hanya bermodal review dari mbak dinoy doang :D
Alhamdulillah saya yang terpilih untuk
berkesempatan mendapatkan buku ini, tentu saya senang. Dan satu hal lagi yang
saya baru tau bahwa buku ini akan di film-kan dengan judul To Cry a 100 Times - 100 Kai Naku Koto
Oke langsung aja lanjut ke review-nya ya~
Pertama,
cover. Kenapa cover? Karena cover adalah salah satu yang menjadi modal utama
untuk menarik perhatian pembaca. Aku suka covernya ada gambar motor dua tak dan
anjing yang imut-nya maksimal selain itu juga ada kayak gambar air yang timbul
gitu tapi transparan dan berkilau saat terkena cahaya itu lucu banget!, walau
aku sesungguhnya tidak menyukai warna pink. Hehehe :D
Crying 100 times bercerita tentang seorang laki-laki tanggung dewasa bernama fujii yang menggangur
setelah lulus sekolah menemukan seekor anjing di dekat perpustakaan saat dia
sedang mempersiapkan masuk ke dunia perkuliahan. Anjing itu diberi nama book.
Setelah 4 tahun kemudian, dia sudah bekerja dan tinggal di Tokyo dan kemudian
mendapatkan kabar dari kampung halamannya bahwa book sekarat. Setelahnya, sang
pacar Yoshimi yang menyuruhnya untuk menemui book. Kemudian bersama-sama mereka
memperbaiki sepeda motor 2 tak yang suara mesin motor-nya disukai oleh book
agar memberikan kenangan yang indah sebelum book direnggut oleh kematian.
Banyak kejadian unik dan mengharukan yang akan kamu temui dalam buku ini (no
spoiler :D) .
Membaca Crying 100 times ini, saya seperti terlempar ke negeri sakura, aroma novelnya benar-benar khas
Jepang sekali ya wajar aja ya namanya juga penulisnya dari jepang :D
Saya menikmati membaca buku ini, membayangkan saya sedang duduk di kursi taman yang banyak sekali pohon
sakura yang bunganya bertebaran (Oke, ini agak berlebihan xD). Dan buku ini
berhasil membuat saya membayangkan sedang merasakan empat musim. Awalnya saya
berpikir buku ini melulu soal hubungan antara anjing dan manusia ternyata bukan
loh. Banyak sekali hal yang akan kamu temui didalam buku ini. Seperti mbak
dinoy, saya pun merasakan seperti membaca sebuah buku harian lelaki jepang. Ya
karena gaya penceritaannya memakai sudut pandang orang pertama, “Aku”. Jadi
lebih kerasa ngalir aja. Pembaca seperti diajak untuk menikmati setiap senti
kejadian yang terjadi oleh lelaki itu yang dia tuliskan di buku hariannya.
Tentang kehidupannya, tentang kisah cintanya.
Ada beberapa kalimat manis nan menohok yang saya temukan dalam buku ini yang menjadi favorite saya :
"Hal yang tidak bisa dikembalikan walau apapun yang dilakukan, akan tersisa menjadi lubang di dalam dada. Mungkin saja lubang yang kecil, tetapi mungkin juga lubang yang dalam tak terhingga." - (Crying 100 times, pg 178)"
"Bagaimana sebaiknya manusia menjalani kehidupannya kalau hidup adalah tentang mengharapkan sesuatu yang tidak bisa dicapai dan menerima sesuatu yang tidak bisa diterima?" (Crying Times, pg 210)"
"Waktu mengalir pelan di dalam kesakitan. Jenis waktu yang berbeda dengan saat itu, tetapi mengalir dengan kecepatan yang sama dengan saat itu. Di dalam dadaku, waktu tanpa kehadirannya terus bertambah. Turun dan hanya berdiam disitu. Melewati empat musim, menghabiskan tahun, seperti salju yang jatuh di lautan, langsung menghilang ketika jatuh."
(Crying 100 times, pg 235) "
Selain itu, di dalam buku ini juga saya menemukan banyak
pelajaran berharga tentang saling menghargai antar sesama makhluk hidup,
seperti yang dilakukan fujii terhadap book. Tentang kesetiaan, pengorbanan,
ketulusan, kebersamaan, dan secuil hikmah tentang menghargai hidup dan sedikit
pengetahuan tentang budaya jepang. Walau pada bagian awal sampai tengah saya
merasa sedikit mengantuk dan sempat bosan, karena ceritanya yang mengalir
tenang seperti air tanpa adanya konflik yang berarti. Tapi barulah pada bagian
tengah sampai akhir saya seperti ditampar bolak-balik, menohok! Ya, seperti
buku The Fault In Our Star.
Selebihnya, saya suka buku ini terlepas
daripada buku ini tidak sampai membuat saya ‘crying’ seperti judulnya tapi
cukup membuat mata saya berkaca-kaca karena terharu.
Buku yang dibalut dengan kisah cinta yang
unik dan tidak biasa. Banyak canda, banyak keceriaan juga terselip tangis dan
keharuan. Pokoknya saya bilang ini salah satu buku yang harus kamu baca.
Terlepas daripada bagus atau tidak, semua itu hanyalah masalah selera dari
masing-masing individu. Tapi bagi saya
buku ini cukup berkesan.
hadiah GA dari mbak dinoy ^^ |
Ini ada sedikit bonus trailer filmnya,
barangkali ada yang japan holic dan tertarik buat melengkapi koleksi filmnya ^^
wah .. kapan aku bisa baca langsung nih bukunya :)
BalasHapusbisa mbak kalo ke tanah air atau mungkin bisa pesen lewat online :) semoga segera dapat membaca bukunya ya mbak ^^
Hapusreview nya keren, salam kenal ya mba :)
BalasHapusmakasih teh irma ^^ bukannya kita emang udah kenal ya? Mungkin teh irma lupa :p
HapusUda punya novelnya dari lama tapi pas baca gangertiii hahaha xD. Rencananya mau baca ulang ini, semoga abis baca review ini bisa ngerti deh :D
BalasHapus