Resolusi yang terabaikan
Siang semesta, kalender berkata kepada hari, tanggal dan bulan bahwa sebentar lagi tahun akan berganti lagi. Tentu adalah hal yang menyenangkan, mengamati diam-diam waktu yang terus bergulir pelan dan pelan hingga perputarannya tak dirasakan oleh penghuni semesta, seperti perputaran bumi pada porosnya yang menyebabkan waktu antara siang dan malam berputar bergantian.
Semesta, setiap menuju akhir tahun dan menemui awal tahun yang baru lagi-lagi resolusi selalu disebut dimana-mana. Resolusi selalu dipanggil dimana-mana; di sosial media, di televisi, di radio, dan dimanapun kamu menginjakan kaki kemudian menatap dan mendengar. Semua orang sibuk mencatat, membuat rentetan daftar panjang untuk menyambut tahun yang baru. Selalu, selalu dan selalu demikian. Begitulah kehidupan.
Tapi tahukah kau, semesta? Bahwa mereka kadang melupakan si resolusi ini. Seperti pepatah yang gaungnya sering terdengar, "Habis manis sepah dibuang" mungkin begitulah bunyinya. Dan ya, resolusi mengalaminya. Agaknya terlalu jahat pepatah itu jika disematkan padanya. Tapi, sungguh begitulah yang terjadi pada resolusi. Ia muak, saat namanya selalu orang sebut tanpa henti. Tanpa jeda yang berarti. Ia memang bahagia bahkan berlonjak kegirangan seperti anak kecil yang dihadiahi lolipop ukuran jumbo. Tapi, tunggu sebentar saja kebahagiaan yang dirasakan oleh resolusi hanya sebentar, ya, seperti tiupan angin yang menerbangkan daun yang jatuh dari dahan di pohon depan rumah.
Lihatlah, semesta, setelah tahun berganti dengan yang baru. Mengucapkan selamat tinggal pada tahun yang lama dan kemudian berkata, "Semoga sukses" kepada tahun yang baru. Mereka lupa, bahkan mengabaikan resolusi yang tadinya begitu mereka anggung-anggungkan sejagat semesta saat akhir tahun.
Resolusi tak marah, sunggu. Tapi percayalah, Resolusi hanya sedih. Karena dia menjadi terabaikan kala waktu kembali memutar nyanyiannya. Dan seperti itu pula kejadian yang berlangsung seterusnya. Resolusi hanya meminta padamu, teman. Jangan pernah lupakan dia. Jangan pernah abaikan dia. Bahwa namanyalah yang sering kau sebut-sebut. Teruslah mengingat resolusi, sekalipun tahun dan waktu beranjak maju dari tempatnya semula. Tetaplah menjadi dirimu sendiri, sebanyak apapun kau menggaungkan nama resolusi ke seantero jagat semesta ini.
Semesta, setiap menuju akhir tahun dan menemui awal tahun yang baru lagi-lagi resolusi selalu disebut dimana-mana. Resolusi selalu dipanggil dimana-mana; di sosial media, di televisi, di radio, dan dimanapun kamu menginjakan kaki kemudian menatap dan mendengar. Semua orang sibuk mencatat, membuat rentetan daftar panjang untuk menyambut tahun yang baru. Selalu, selalu dan selalu demikian. Begitulah kehidupan.
Tapi tahukah kau, semesta? Bahwa mereka kadang melupakan si resolusi ini. Seperti pepatah yang gaungnya sering terdengar, "Habis manis sepah dibuang" mungkin begitulah bunyinya. Dan ya, resolusi mengalaminya. Agaknya terlalu jahat pepatah itu jika disematkan padanya. Tapi, sungguh begitulah yang terjadi pada resolusi. Ia muak, saat namanya selalu orang sebut tanpa henti. Tanpa jeda yang berarti. Ia memang bahagia bahkan berlonjak kegirangan seperti anak kecil yang dihadiahi lolipop ukuran jumbo. Tapi, tunggu sebentar saja kebahagiaan yang dirasakan oleh resolusi hanya sebentar, ya, seperti tiupan angin yang menerbangkan daun yang jatuh dari dahan di pohon depan rumah.
Lihatlah, semesta, setelah tahun berganti dengan yang baru. Mengucapkan selamat tinggal pada tahun yang lama dan kemudian berkata, "Semoga sukses" kepada tahun yang baru. Mereka lupa, bahkan mengabaikan resolusi yang tadinya begitu mereka anggung-anggungkan sejagat semesta saat akhir tahun.
Resolusi tak marah, sunggu. Tapi percayalah, Resolusi hanya sedih. Karena dia menjadi terabaikan kala waktu kembali memutar nyanyiannya. Dan seperti itu pula kejadian yang berlangsung seterusnya. Resolusi hanya meminta padamu, teman. Jangan pernah lupakan dia. Jangan pernah abaikan dia. Bahwa namanyalah yang sering kau sebut-sebut. Teruslah mengingat resolusi, sekalipun tahun dan waktu beranjak maju dari tempatnya semula. Tetaplah menjadi dirimu sendiri, sebanyak apapun kau menggaungkan nama resolusi ke seantero jagat semesta ini.
Mungkin juga resolusi diam, terbiasa menunggu diingat dan dilupakan lagi di tahun-tahun berikutnya..
BalasHapusBarangkali, sesekali kita harus menanyai resolusi agar ia tak selalu diam :)
BalasHapus