Menulislah; Karena Kau Akan Berbahagia dan Memberi Kebahagiaan
Saya baru menyadari. Ada momen
tertentu di mana saya begitu merasakan esensi dari kalimat, "Bahagia itu sederhana". Ya,
saya pernah merasakannya. Saya bisa tersenyum dan merasa bahagia hanya karena
melakukan hal-hal yang sederhana. Salah satunya adalah dengan membaca.
Saya sudah sering
menyinggung hal ini sebelumnya, bahwa saya itu orangnya gampang terpancing rasa
penasaran. Saya bersyukur hidup di masa di mana teknologi sudah pesat dan
apapun yang ingin saya cari dan saya dapatkan hampir selalu saya temukan di
google.
Saya bahagia sekali hanya
karena membaca cerita-cerita dari orang lain. Cerita apapun itu, utamanya yang
menceritakan pengalaman mereka. Entah kenapa saya bisa merasakan kebahagiaan
hanya karena membaca cerita milik orang lain.
Pertanyaan selanjutnya
adalah, “Kenapa bisa merasa bahagia?”
Bahagia karena mungkin
saya menemukan cerita yang terasa jujur, apa adanya dan akhirnya menimbulkan
kesan. Membekas di hati saya. Saya memang suka tulisan yang apa adanya, karena
di sana saya bisa melihat kejujuran sang penulis hanya membaca dari gaya
tulisannya saja. Meski setiap orang punya "gaya menulisnya"
masing-masing, tapi saya suka tulisan yang terlihat jujur dan apa adanya.
Jujur apa adanya karena
gaya menulisnya yang mengalir, tanpa dibuat berlebihan pun sudah terasa enak.
Terlebih, tulisan yang si penulisnya ini mengalami langsung pengalaman-pengalaman
yang terjadi dalam tulisannya itu.
Tidak sedikit pula, saya
bisa menjadi membayangkan suasana di sana seperti apa. Rasanya seperti ikut
merasakan pengalaman-pengalaman yang dituliskan oleh penulisnya itu.
Saya baru tahu bahwa
kekuatan tulisan bisa sebesar itu efeknya bagi saya. Meski tidak bisa dijadikan
patokan juga bahwa "gaya menulis" seseorang dapat menentukan sisi
personal dan psikologis orang itu, tetapi bagi saya pribadi, dengan membaca
tulisannya saja, saya dapat dengan mudah menemukan sisi personal seseorang. Karena
tulisan yang dia buat berdasarkan pengalaman nyata yang benar terjadi dan dirasakan
memuat juga sisi-sisi personal dari orang yang menuliskan ceritanya itu.
Tidak sedikit saya dapat
jatuh cinta dengan berbagai gaya tulisan yang saya baca. Saya jadi berpikir,
ternyata tulisan bisa sebegitu magisnya, ya. Ada orang yang mendapatkan
informasi, merasakan berbagai perasaan entah itu; tersentuh, bahagia, tertawa,
menjadi bersemangat hanya dengan membaca tulisan seseorang saja. Terkadang kita
merasa apa yang kita tulis hanya sekadar berbagi cerita (atau pun curhat),
tetapi siapa tahu ada orang yang ingin tahu, pernah merasakan, dan akhirnya
dapat mengambil hikmah dari apa yang telah kita tuliskan. Saya percaya, setiap
tulisan pasti punya takdirnya tersendiri. Entah itu tulisan itu ditemukan dengan
sengaja ataupun tanpa sengaja oleh orang lain yang membacanya.
Pada kenyataannya, untuk
memberikan sesuatu yang bermakna itu bukan dengan cara-cara yang sulit. Hal-hal
sederhana ternyata dapat berarti lebih untuk orang lain. Salah satunya dengan menulis. Tidak perlu yang susah-susah, bisa dimulai dari menulis hal-hal yang sederhana yang pernah kau alami dan kau rasakan.
Ya apapun itu,
menulislah. Berbagilah cerita pada orang lain. Menulislah dengan jujur, karena
dengan tulisan yang jujur dan apa adanya, percaya atau tidak isinya atau
pesannya pasti sampai dan bisa dirasakan oleh mereka yang membaca tulisanmu
itu.
saya juga, kak mitha :) saya suka membayangkan diri saya di posisi sang penulis, dan rasanya asik sekali hihi :)
BalasHapusWah *tossss!*
HapusIya, saya juga suka membayangkan gitu seperti merasakan ada di dalam cerita yang saya baca ahahaha apalagi itu cerita pengalaman. Rasanya mengasyikan!
Ngomong2 soal tulisan jujur, beberapa cerita mita juga aku rasa punya gaya bahasa jujur yang ngalir apa adanya :)
BalasHapusAku juga klo sudah ketagihan baca, kayak ga bisa berhenti hihi, dulu aku silent reader si perempuan hujan ini loh..,mana header yang ada gadis payungnya mit?
Iya mbak nit. Hahahaha. Mungkin lebih ke cerita pengalaman gitu kali ya?
HapusSoalnya kan emang beneran terjadi jadi lebih kerasa jujur dan ngalir.
Ahahahaha makasih loh, Mbak Nita. :)
Aku juga suka seru bacain cerita di blog kamu. Biasanya cerita tentang kamu sama si Tamas :p
cuman karena koneksi suka rada nganu, seringnya juga jadi silent reader dan jarang komen hahahaha
iya udah nggak pake header itu lagi, Mbak. Lagi bosen. Pengen suasana baru, pengen buat yang baru tapi keburu males :p
ya udah deh jadi begitu doang adanya XD
Kayaknya personal blogger a.k.a blogger curhat kayak kita kita ngerti banget ya kak tentang kebahagiaan kecil dari membaca posting jujur dari hati semacam itu wkwkwk :')
BalasHapusCuma membaca judul depannya "Menulislah" di artkel Mitha diatas aja udah ngedorong aku buat membaca keseluruhan. Sepertinya aku kecanduan jika bertemu dengan kata yang berhubungan dengan "tulis" :D Membaca dan menulis sudah merupakan bagian dari diriku. Dipenjara berapa tahun pun andai ada 2 kegiatan diatas yang menemani rasanya seperti bebas melayang, namun kebebasan tanpa membaca dan menulis seolah terpenjara.
BalasHapusAku pribadi merasa bahagia banget jika bisa menyelesaikan tulisan fiksi. Rasanya beda sih, meski menulis artikel misalnya dapat gaji tetap tiap bulan, tapi nulis fiksi itu jadi kayak apaya ... gitulah pokoknya haha
BalasHapus