Wajah Baru Situ Gunung Sukabumi
Berawal dari rasa
penasaran yang tak terbendung ketika ingin sekali kembali menyambangi alam, aku
akhirnya cari referensi berbagai info wisata. Bagai sebuah cinta lama yang
bersemi kembali aku menemukan foto Situ Gunung, Sukabumi dengan wajahnya yang
baru. Aku terkejut dan sangat takjub ketika dalam kurang lebih tiga
tahun Situ Gunung cepat sekali berbenah diri. Betul, 2015 aku pernah menjejakan
kakiku di sana. Dan jujur saja jauuuuh berbeda dengan keadaannya kini. Dahulu,
Situ Gunung nampak begitu sepi, alami, dan agak tersembunyi karena jarang
sekali wisatawan yang ke sana. Namun, lihat kini.... Berpuluh wisatawan datang
ke sana. Waktu aku ke sana sih, lumayan ramai.
Pada 5 Agustus
2018 lalu, aku kembali bercengkrama dengan alam dan kembali menyapa Situ
Gunung, Sukabumi. Buat yang belum tau, Situ Gunung ini tuh kawasan
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Situ sendiri arti lain dari Danau dan
Gunung lebih menunjuk ke lokasi karena ada di daerah pegunungan yang masih termasuk dalam kawasan pegunungan memang
suasananya sejuk dan rimbun karena banyaknya pepohonan. Bisa dibilang ada
hutannya gitu. Perjalananku
kali ini lagi-lagi
menggunakan
motor. Bedanya,
waktu pertama kali ke sana itu aku touring beramai-ramai dengan anak-anak Geng Rubik.
Kali ini hanya melangkahberdua saja, selalu dan hanya dengan Lazu. Selama perjalanan kali ini aku agak
kaget ya karena perjalanannya jauh berbeda dengan tiga tahun lalu.
Apa yang berbeda dalam perjalanan kali ini?
1) Jalanan Raya Sukabumi-nya kini jauuuuh lebih mulus. Dulu
banyak berlubang, dan penuh dengan tantangan dan sangat memacu adrenalin karena harus berebut hak
jalan dengan truk-truk besar. Sedangkan kini, jalanannya bagus dan bikin
nyaman. Nampaknya pembangunan jalan raya Sukabumi secara umum sudah rampung pengerjaannya.
2) Perjalanannya sangat lancar
jaya, aman dan sentosa TANPA MACET PANJANG! Memang sih ada beberapa titik
kemacetan saat melewati beberapa kawasan pasar, tapi terbilang lancar.
Perjalanan yang
aku tempuh kurang lebih 3 jam saja dari Bogor untuk sampai di sana. Rekor baru
dalam perjalan kali ini satu lagi adalah TANPA MENGGUNAKAN GMAPS DONG! YEY! Lah
terus gimana ke sananya? Hanya mengandalkan ingatan aku yang meski samar dan
nampak kurang menyakinkan, tapi ternyata ingatanku terbukti setajam ingatan
gajah. :D Suatu kebanggaan tersendiri. Hahaha. Ya meski awal-awal sempat
takut nyasar dan salah jalan, tapi alhamdulillah lancar jaya dan selamat
sampai di tujuan bahkan sampai kembali lagi ke rumah.
Situ Gunung terletak di daerah Sukamanis, Kadudampit, Sukabumi |
Jarak tempuh dari Bogor-Situ Gunung Sukabumi sebesar 71 Kilometer. WOW! |
Setelah
melewati perjalanan yang lumayan panjang dan cukup melelahkan, kami sampai
juga! Alhamdulillah. Sesampainya di pintu masuk, kami membeli tiket masuk dan memarkirkan
motor di parkiran (sebut saja parkiran 1), Aku kembali dibuat kaget. Ternyata di
sana lagi ada pembangunan dan belum rampung soalnya ada alat berat gitu lagi
ngeruk-ngeruk tanah entah buat apa. Jujur saja yang bikin aku kembali penasaran
dan rela menempuh perjalanan sekitar 71 km (menurut Gmaps) karena adanya
jembatan gantung yang sungguh menarik perhatian dan jadi primadona. Berdasarkan
info yang berhasil Aku kumpulkan bahwa panjang jembatan ini tuh mencapai 250 meter, memiliki ketinggian 150 meter,
dan lebar 2 meter. Jika dilihat dari fotonya sih itu jembatan keren banget.
Instagramable dan sangat bermanfaat banget. Di part 1 ceritaku tahun 2015, buat
ke Curug Sawer yang ada di sana kami harus menempuh perjalanan yang cukup jauh,
tapi dengan adanya jembatan gantung itu jarak bisa ditebas, dan lebih memudahkan.
Keadaan jalan setapak yang mesti ditempuh. Lumayan enak dan tidak terjal |
Untuk sampai ke jembatan ini, kamu harus
trekking alias berjalan di jalan setapak yang menanjak. Sebenernya enggak terlalu berat. Jalanmya pun udah
enak dan nyaman, tapi karena memang aku kurang olahraga alhasil segitu ge
eungaaaap-eungaaapan, bosque! Demi liburan yang berfaedah dan demi jembatan
gantung alhasil aku tetap semangat menghadapi kenyataan hidup jalan setapak yang menanjak itu. Asli, setiap nanjak rasanya ingin
sekali kuputar lagunya Ebiet G Ade yang liriknya begini: Perjalanan iniiiiii terasa sangaaaaat menyedihkaaan~🎶
Hampir sampai
di lokasi jembatan itu berada, dari kejauhan kulihat sekumpulan cewek-cewek diem di tempat duduk
gitu. Pada
foto-foto mereka. Ternyataaaaaa *jengjeng*
JEMBATANAN GANTUNGNYA DITUTUP! YA ALLAH INGIN NANGIS RASANYAAAA. SEMACAM KAYAK MEMPERJUANGKAN, TAPI DITINGGALKAN. ;(
JEMBATANAN GANTUNGNYA DITUTUP! YA ALLAH INGIN NANGIS RASANYAAAA. SEMACAM KAYAK MEMPERJUANGKAN, TAPI DITINGGALKAN. ;(
JEMBATAN YANG KAMU LAKUKAN KE SAYA ITU...JAHAD! :( |
Kalau kata bapak-bapaknya sih gitu
jembatannya lagi ditutup. Pas ditanya katanya belum rampung pengerjaannya. Lah,
tapi kenapa foto-fotonya udah pada rilis aja. Bikin ngiri napah ya. Ampun. :( yaaaah sedih bener kan tuh.
Cuma yaudahlah ya, aku bisa apaaaaa. Aku hanya bisa menatap sedih ke arah
jembatan yang ditutup itu. Ketika hanya harapan yang kosong yang dapat kupeluk.
:')
Aku hanya bisa duduk dan melihat jembatan. Pengunjung lain pun sama, hanya bisa memandang jembatan itu dari pagar yang ditutup.
Akhirnya untuk menghibur diri,
foto-foto deh.
Tuh, kurang apa coba aku, udah dikecewakan sama kamu, tapi tetep masih mau |
melangkahberdua |
Setelah mengambil beberapa foto dan duduk menikmati pemandangan sekitar, Aku dan Lazu kembali turun ke tempat awal--parkiran motor dekat pintu masuk. Rencananya mau ke Situnya. Ya
semacam usaha menghibur diri dan mengobati kekecewaan gitu lah. Awalnya sempet ragu kan, bisa enggak nih naik
motor karena berdasarkan pengalaman terdahulu ketika kita maksain naik motor
alhasil itu motor enggak bisa nanjak dong. Hahaha. Terus yang dibonceng terpaksa
turun, dan lebih miris, tapi bikin ngakak tu yang memboncengi juga akhirnya kudu turun, jalan
sambil nuntun motor gitu. Hahaha. Alasannya? Keadaan jalannya yang parah
banget, berbatu, licin, dan lengkap dengan tanahnya yang lengket kalau
tidak salah ingat efek abis hujan semalam.
Pas ngomong begitu, karena Lazu anaknya tuh logika banget dia menanggapi dengan (selalu) santai, "yaudah dicoba aja dulu." dan didukung dengan nanya ke Mamang parkirnya kalau lewat pakai motor memungkinkan atau enggak. Setelah dia jawab, "Iya, bisa.", hati rasanya langsung plong!
TERNYATAAAAA...eh Ternyata… BEDA DONG JALANANNYA! SUDAH
RAPIH DISEMEN DENGAN MULUS DAN BAGUS. Alhasil motor lancar jaya ketika
melintasi. Alhamdulillah banget ya Allah, enggak jadi tracking dan jalan yang
jaaauuuuh banget lagi kayak dulu. Hahaha. Cuma setiap hal tidak ada yang
sempurna ya. Di sana lagi pembangunan dan belum rampung kan tuh, alhasil banyaak debu pekat
gitu. Disarankan sih kalau mau ke sana sekarang-sekarang (selama masih tahap
pembangunan) ya bawa masker. Soalnya debunya itu lumayan menganggu sih.
Tak lama kemudian kami pun
sampai di parkiran motor ke dua. Memarkirkan motor, dan kembali jalan sehat untuk
sampai ke lokasi Situnya. Dan tahukah kamu? Ternyata perjalanan ini menurun.
Senang? Enggak juga karena aku sadar ternyata perjalanan pulang akan pahit
karena nanjak. Semacam manis di awal, pahit di akhir. :(
Lumayan lah ya keringetan
juga, dan akhitnya sampai di Situnya. Terus aku bengong dong. Asli, beda banget
tempatnya. Sangat berubah derastis. Di pinggir danaunya dibangun semacam
tempat yang ada kursinya gitu lengkap dengan atapnya di mana dulu mah mana ada
yang kayak gitu. Terus udah bagus banget deh.
Di
tengah ketakjuban dan rasa bahagiaku, terselip rasa miris setiap menemukan di berbagai tempat
wisata yang padahal udah keren, ketersediaan tempat sampah sudah sangat
mumpuni, tapi TETAP SAJA ADAAAAA YANG BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. ATULAAAH INI
MAH TOLONG. JAGA KEBERSIHAN. JAGA AGAR BERBAGAI WISATA YANG ADA TETAP
INDAH DAN TIDAK RUSAK. APA SUSAHNYA BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA? INI MAH
BENERAN, BUAT KAMU YANG BACA INI AKU MINTA TOLONG BANGET DENGAN SANGAT. JANGAN
BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. BIASAKAN UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN SEKECIL APAPUN ITU.
SEPERTI BUANG SAMPANG PADA TEMPATNYA.
Aku suka sedih beneran ketika mendapati hal-hal seperti itu. Sama seperti aksi vandalisme juga. Aku pernah sedih juga ketika ke Gunung Gede waktu itu dan menemukan bahwa di tugu semacam info tentang ketinggian gunung gede itu jadi terlihat jelek parah penuh coretan. Biar apa coba kayak gitu? :(
Biar keren? Kenang-kenangan kalau pernah ke Gunung Gede? Mending kamu nulis blog lah. Kenang-kenanganya tersalurkan dan lebih baik karena enggak perlu melakukan vandalisme yang kurang terpuji.
Maaf yaaa kalau aku agak curhat dan aku agak
bawel masalah itu. Soalnya gini, aku pribadi ya berusaha banget buat enggak
buang sampah sembarangan sekalipun di Kota. Sekecil bungkusan permen pun kalau
aku lagi jauh dari tempat sampah atau enggak menemukan tempat sampah itu
bungkusan permennya aku kantongin, aku kumpulin, dan nanti aku buang ke tempat
sampah. LAH INI DI ALAM YANG KEINDAHANNYA KUDUNYA TETEP DIJAGA DAN
DILESTARIKAN. EH MALAH DIKOTORIN! SEDIH GAK SIH? Aku bukannya sok ya, MOHON
MAAF INI MAH. Soalnya aku sadar kalau Bumi ini semakin rusak. Aku sebagai penghuninya merasa
perlu untuk melakukan sesuatu. Meskipun langkah yang kubisa lakukan hanya
langkah kecil saja, tapi aku selalu berharap kalau itu bisa berarti bagi Bumi.
Balik lagi tentang cerita perjalanan Situ Gunung, Sukabumi....
Duduk di tangga yang sama dengan waktu pertama kali ke sini, tapi dengan rasa yang beda. |
Terlepas dari
berbagai cerita (agak) menyedihkan yang kurasakan, aku senang dan puas karena
banyak banget perubahan dan pembenahan menuju ke arah yang lebih baik. Terus
salah satu potensi wisata yang padahal keren, tapinya kurang diketahui banyak
orang kini makin menunjukan eksistensinya. Bener-bener bisa dijadikan sebuah
mata pencahariaan bagi warga dan bisa jadi menyejahterakan warga sekitar.
Selain itu, bisa jadi suatu kebanggan juga kan bagi para warganya.
Aku pun bangga
sih kalau banyak wisata-wisata di daerah Jawa Barat yang keren-keren dengan
keindahan alamnya. Satu pertanyaan terselip dalam perjalanan kali ini, "Akankah balik lagi ke
sana?"
TENTU MAU BANGET. MAU KE JEMBATANNYA DAN MAU KE
CURUGNYA! KARENA DUA KALI KE SANA GAGAL KE CURUGNYA MULU. :(
Informasi tambahan
Rincian biaya wisata Situ Gunung Sukabumi yang
dikeluarkan:
1) harga tiket masuk Rp18.500/orang
2) biaya parkir seikhlasnya (di
parkiran bawah pintu masuk) dan kalau pakai uang pas minimal jaman sekarang tuh
Rp2.000 lah ya. Tapi pas di parkiran atas, aku kasih Rp5.000, dikembaliinnya
Rp2.000. Jadi ini sih tergantung kamu dan tukang parkirnya berarti. Hahaha.
Terus ini ada info tambahan yang aku
screenshoot dari blog TripJalanJalan:
Semoga bermanfaat ya 😊
Dan, Selamat berpetualang!
Ah Mita, aku iri padamu, terakhir aku ke situ gunung tahun 2006, dan sejak itu belum pernah menjejakkan kaki lagi di sana, padahal sudah 6 bulan di sukabumi dan dapat cerita tentang perubahan situ gunung dari adikku, irinya aku padamu, mesti ke sana ini mah ih
BalasHapusWah, Mbak Rani tinggal di Sukabumi? Kok aku enggak tau ya. Kalau tau mah aku bisa mampir, hahahha.
HapusHayuuk Mbak ke sana lagi, udah jauh lebih bagus banget. Aku juga masih penasaran sama jembatan dan curugnya nih huhuhu :(
Walah lebih lama dari aku ya, 2006. Waktu dulu kayak gimana itu? Lebih asri pasti ya?
Wooo orang buang sampah sembarangan emang nyebelin mbak. Nyinyirin aja di depannya, hehe
BalasHapusLama juga ya, perlu waktu 2 jam. Tapi terbayarkan sih rasa capeknya
Makanya itu, Kak. Sebel akutuuu. Aku enggak ngeliat dia buang sampahnya sih. Cuma pas aku liat udah ada aja sampah pada berserakan.
Hapus3 jam bahkan, Kak hahaha pegel pantat kelamaan duduk di motor, tapi iya banget terbayarkan lelahnya. ALhamdulillah
Ingatannya mantul, padahal udah 3 tahun yg lalu tp masih inget aja jalanannya. Aku klo ga sering ngelewatin ya pasti lupa haha
BalasHapusAahhh.. Sayang banget ya ga bisa ke jembatannya, padahal pasti pemandangannya dr jembatan itu indah banget.
Itu juga sambil khawatir sepanjang jalan tau, Kak. Mana kok kayak enggak nyampe-nyampe, tapi untungnya rutenya lurus teruuuus sampai nemu plang ke arah Situ Gunungnya, jadi enggak nyasar deh. Palingan kalau banyak belokan juga aku lupa pasti wkwkwkwk
HapusMakanya itu... dua kekecewaan aku, enggak bisa ke jembatan dan gagal ke curug sawernya lagi (untuk yang kedua kalinya) :(
akhir minggu cocok banget mian ke sini nih mbak, sejuk dan hijau. cocok untuk menghilangkan penat setelah seminggu bekerja
BalasHapusIya memang cocok main di hari apapun sih, Mbak kalau libur. Hanya bedanya kalau akhir pekan dan libur nasional gitu rameeeeee pasti hahahaha
HapusSama yang jual tiket atau tukang parkir nggak dikasih tau kak? Duh, nyesek ya. Kalau aku dah bad mood kali ya. Xixi
BalasHapusDuh sayang juga kalau ada sampah yang dibuang sembarangan ya kak, selain warning buat si pembuang sampah sembarangan juga warning buat pengelola agar menyediakan tong sampah yang banyak dan petugas pengawas. Aku juga mendukung kalau ada tarif resmi mulai dari tiket, parkir dan sebagainya supaya kalau ada turis asing dateng mereka ngga gampang dikibulin
BalasHapusAdem....
BalasHapusAku udah lama gak jalan2 ke alam. Lihat jembatannya pengen lintasi tp ngeri, hahaha
jadi lebih mudah diakses ya, kalo masalah sampah memang pr besar banget buat kita kita nih kak huhuhu
BalasHapusWah, udah usaha banget itu ya pengelolanya agar Situ Gunung lebih berkembang. Tapi eh tapi juga dibarengi dengan "kenakalan" pengunjungnya. Hehehe. Kudu diperketat tuh peraturannya. Kasih tulisan larangan buang sampah sembarangan, juga memperbanyak tong sampah :)
BalasHapusSekarang banyak tempat wisata yang sudah dibenahi dan dibangun untuk menarik wisatawan datang.
BalasHapusTapi kalau sampai dikotori banyak sampah, agak mengecewakan juga ya..
Lengkap jg informasinya,, kapan2 kesini lah,, masih jawa barat kan ya?
BalasHapusYuup aku juga baru dari sukabumi PP, lumayan perginya kena macet 17an walo jalan mulus kena 5 jam! Untung pulangnya dapat tips trik lewat jalan tikus, tembus 2 jam aja ke Bogor balik ^^
BalasHapus